Sektor Pertanian

  1. Peranan Sektor Pertanian

Indonesia adalah negara  yang mempunyai banyak pulau sehingga memiliki daratan yang sangat luas sehingga mata pencaharian penduduk sebagian besar bertumpu pada sektor pertanian. Pertanian dapat dilihat sebagai suatu yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu sebagai berikut:

a. ekspansi dari sektor-sektor ekonomi lainnya sangat tergantung pada pertumbuhan output di bidang pertanian, baik dari sisi permintaan maupun penawaran sebagai sumber bahan baku bagi keperluan produksi di sektor-sektor lain seperti industri manufaktur dan perdagangan.

b. Pertanian berperan sebagai sumber penting bagi pertumbuhan permintaan domestik bagi produk-produk dari sektor-sektor lainnya.

c. Sebagai suatu sumber modal untuk investasi di sektor-sektor ekonomi lainnya.

d. Sebagai sumber penting bagi surplus perdagangan (sumber devisa).

i. Kontribusi Produk

Kontribusi produk terhadap PDB dapat dilihat dari relasi antara pertumbuhan dari kontribusi tersebut dengan pangsa PDB awal dari pertanian dan laju pertumbuhan relatif dari produk – produk neto pertanian dan nonpertanian.

ii. Kontribusi Pasar

Sektor pertanian sangat penting bagi negara agraris seperti Indonesia apalagi dengan proporsi populasi pada pertanian sangat banyak. Hal tersebut sangat penting pada pertumbuhan pasar domestik .

iii. Kontribusi Faktor – Faktor Produksi

Teori Arthur Lewis :

  1. Ketika pertanian mengalami surplus tenaga kerja (L) yang menyebabkan tingkat produktivitas dan pendapatan riil per tenaga kerja (L) di sektor tersebut rendah, akan terjadi transfer tenaga kerja dari pertanian ke industry. Sehingga, kapasitas dan volume produksi di sektor industri meningkat.
  2. Petani – petani harus merupakan penabung neto, dan untuk itu pengeluaran mereka harus lebih kecil dari pada produksi mereka.
  3. Tabungan petani harus lebih besar daripada investasi di sektor pertanian.
  4. Kontribusi Devisa

iv.Kontribusi Devisa

Kontribusi pertanian dalam peningkatan devisa melalui peningkatan ekspor/mengurangi ketergantungan suatu negara terhadap impor.

2. Kinerja dan Peran Sektor Pertanian di Indonesia

Sumbangan Pertanian dalam PDB dan EksporPertanian masih menjadi salah satu sektor strategis dalam perekonomian Indonesia, yang ditunjukkan oleh kontribusinya terhadap PDB nasional. Berdasarkan data BPS, PDB sektor pertanian termasuk perikanan dan kehutanan dalam dua tahun terakhir adalah sebesar 13 – 14 persen dari nilai total PDB Nasional. Angka ini cukup signifikan, karena kontribusi sektor pertanian tersebut menempati urutan ketiga setelah sektor industri (27 – 28 persen) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (14 – 16%). Menurunnya kontribusi sektor pertanian yang diiringi dengan meningkatnya kontribusi sektor industri, sejalan dengan pergeseran perekonomian yang semakin mengarah ke sektor sekunder. Secara luas, tidak berarti bahwa kontribusi sektor pertanian secara keseluruhan (agribisnis) terus mengecil, karena yang dicatat dalam sektor pertanian adalah aspek produksi primernya saja (produksi on farm), sehingga pengolahan/industri pertanian yang semakin meningkat nilainya tercatat dalam sektor industri. Apabila dilihat laju pertumbuhannya, dalam dua tahun terakhir PDB sektor pertanian hanya tumbuh sebesar 4,5%. Laju pertumbuhan tersebut berada di bawah sektor pengangkutan dan komunikasi yang besarnya 12,2%. Sedangkan sektor industri yang kontribusi terhadap PDB nya paling besar ternyata hanya tumbuh 3,1%. Dilihat dari komposisi PDB berdasarkan angka konstan, Nilai PDB 2006 triwulan 1 dan 2 menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan yang sama pada 2005 di dalam sektor pertanian, sub sektor tanaman bahan makanan masih dominan. Nilai PDB TBM 2005 adalah sebesar Rp 125,8 triliun meningkat dibanding 2004 (Rp 248,2 triliun).

3. Pendapatan dan Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) dianggap sebagai salah satu indikator kesejahteraan petani. Hal ini dikarenakan NTP mencerminkan nilai harga yang diterima petani yang dibandingkan dengan nilai harga yang harus dibayarkannya untuk memenuhi kebutuhannya (baik produksi maupun kebutuhan sehari-hari). Apabila dilihat dari tiga tahun terakhir, NTP cenderung berada di atas 100, yang menunjukkan bahwa nilai harga yang diterima petani lebih besar dibandingkan nilai harga 10 yang harus dibayarkannya. Dengan demikian, petani dapat dianggap telah mampu memenuhi kebutuhannya. Dari kurun waktu 2004 – 2006, hanya terdapat dua bulan dimana NTP berada di bawah 100, yaitu bulan Nopember dan Desember 2005 yang nilainya masing-masing 99,5 dan 98,7. Nilai ini mengindikasikan bahwa pada kedua bulan tersebut, nilai yang harus dibayar petani lebih besar daripada nilai harga yang diterimanya. Dari nilai tersebut, berarti baru sekitar 98 – 99 persen dari jumlah kebutuhan/pengeluaran yang dapat dipenuhi dari total penerimaan petani tersebut.

Tabel I. 9. Perkembangan Nilai Tukar Petani

BULAN

TAHUN

2004

2005

2006

Januari 104,4 101,3 100,7
Februari 103,4 100,1 100,7
Maret 103,4 100,3 101,0
April 103,3 100,8 101,1
Mei 103,9 101,7 101,7
Juni 104,8 101,1
Juli 105,8 102,8
Agustustus 102,2 101,7
September 101,0 101,8
Oktober 100,7 100,2
November 100,6 99,5
Desember 101,0 98,7
Rata – rata Tahunan 102,9 100,8 101,1

Sumber: BPS, beberapa tahun penerbitan

 

4. Keterkaitan Produksi Antara Sektor Produksi dengan Sektor Ekonomi lainnya

Selama krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, sektor pertanian masih mampu mengalami laju pertumbuhan yang positif, sedangkan sektor lainnya seperti manufaktur mengalami laju pertumbuhan yang negatif.

Peran pertanian dalam sektor perdagangan

Peranan sektor pertanian dalam perdagangan internasional, dapat ditunjukkan oleh posisi beberapa komoditas pertanian di pasar dunia. Beberapa komiditi unggulan Indonesia di pasar dunia adalah karet, tembakau dan minyak kelapa sawit. Berdasarkan data nilai ekspor beberapa komoditas pertanian, dapat terlihat bahwa karet, kopi dan minyak kelapa sawit menunjukkan nilai ekspor yang meningkat dari tahun 2001 sampai tahun 2005 (Tabel I.3). Ketiga komoditas tersebut mengalami peningkatan nilai ekspor sampai dua kali pada tahun 2005 dibandingkan tahun 2001. Sebaliknya, beberapa komoditas mengalami penurunan nilai ekspor. Nilai ekspor teh turun dari US$ 94,7 juta pada tahun 2001 menjadi US$ 47,9 juta.

Kesimpulan

Sektor pertanian di Indonesia sangatlah penting dan harus selalu dikembangkan karena Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai daratan yang cukup luas terlebih lagi didukung dengan sumber daya alam yang melimpah. Sektor pertanian juga terbukti tidak terhempas dengan adanya krisis yang terjadi di Indonesia, sehingga sebenarnya sektor pertanian sangatlah cocok untuk dikembangkan dan difokuskan dalam perekonomian di Indonesia.

 

 

sumber :

1. Dr. Tulus T.H. Tambunan, Perekonomian Indonesia, Ghalia Indonesia

2. http://www.bappenas.go.id/node/138/331/perkembangan-peran-sektor-pertanian-terhadap-pdb/

3. http://pksyariahimmciputat.blogspot.com/2007/04/reorientasi-gerakan-mahasiswa.html

 

Tinggalkan komentar